Tidak hanya siswa yang sibuk berliterasi di SMPN 231, namun guru bahkan Kepala SMPN 231 bapak H.Sujaelani ikut mencipta. Kali ini hasil ciptanya berupa tulisan tentang bagaimana bersyukur dalam menjalani tugas yang diembannya sebagai pemimpin tertinggi di SMPN 231.
CINTA DAN HARAPAN
By. Bung Zae#231
Pagi
yang sejuk dan segar mengiringi keberangkatanku menunaikan tugas dan kewajiban,
meninggalkan keluarga yang dicintainya dengan penuh semangat dan optimisme ke
tempat kerja ke SMP Negeri 231 Jakarta. Rutinitas pekerjaan yang diniatkan
untuk ibadah menambah rasa cinta dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang
menuntut pemikiran dan perhatian khusus.
Pertemuan
yang indah di gerbang sekolah dengan senyum dan sapa mengembang kesetiap
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan memulai pekerjaan yang mulia
menyambutnya sebagai pembiasaan rutin yang dilakukan. Sebenarnya jarak rumah ke
sekolah tidak begitu jauh, bisa saja aku berangkat tidak terlalu pagi. Namun,
hal itu tidak aku lakukan, walaupun rumahku dekat dengan sekolah tempatku
bertugas, aku selalu berangkat pagi-pagi ketika matahari baru menyembul dari
permukaan. Selain ingin merasakan sejuknya udara pagi, juga aku dapat lebih
dahulu menyambut dan menyapa semua warga sekolah.
Waktu
menunjukkan pukul 06.30 alunan musik yang merdu
memberi perhatian semua warga sekolah untk bergegas dengan tugas
membimbing dan mengajar peserta didik, dengan diawali mengagungkan nama
Tuhannya dengan membaca ayat ayat suci al Qur’an bagi setiap peserta didik yang
muslim dan pendalaman al Kitab bagi peserta didik yang Kristen. Pembiasaan yang
mulia yang terus menerus ditanamkan kepada peserta didik sambil memberikan
bekal pemahaman dan merendahkan diri dimata sang penciptaNya.
Penanaman karakter terhadap warga
sekolah merupakan komitmen bersama untuk mewujudkan nilai nilai positif dalam
berbagai bidang kehidupan antara lain
agar warga sekolah taat dalam beribadah membaca, menghafal dan
mengamalkan syariat syariat agama yang dianutnya. Menanamkan rasa hormat dan
kasih sayang sesama teman, warga sekolah
terlebih lagi terhadap keluarga dan orang tua yang dicintainya. Menumbuhkan
semangat patriotisme terhadap negara yang kita cintai dan kita banggakan sebagai wujud rasa cinta tanah
air. Memahami semboyan sekolah belajar – belajar - belajar cerdas setiap hari
di ucapkan dengan harapan akan terpatri dalam benak setiap peserta didik dengan
banyak belajar akan terwujud cita cita dan harapan yang ingin dicapainya. Menghargai
dan dapat mewujudkan lingkungan sekolah sebagai
lingkungan yang indah, nyaman dan
menyenangkan.
Kesabaran,
ketekunan dan keikhlasan terkadang dibutuhkan dalam mendidik, membimbing dan
mengarahkan peserta didik, dengan berbagai watak dan karakter seorang pendidik
harus pandai memposisikan dirinya unuk perkembangan mental spritualnya.
Ada
satu cerita tentang anak didikku disini sebut saja namanya Nasrudin, dia
mengalami trauma sejak masuk kelas VII. Dia takut masuk kelas seolah-olah ada
bayang bayang yang menakutkan. Orang tuanya sudah berupaya dengan berbagai cara
untuk membujuk dan mendampinginya bahkan sampai konsultasi ke seorang psykiater
agar terhindar dari rasa takut yang membayang bayanginya.
Teman
sekelas Nasrudin, Guru, walikelas, guru BK bahkan terkadang kepala sekolah
mengajak, membujuk, dan memberikan bimbingan yang tak kenal lelah terus menerus
dengan sabar sambil berdoa agar ada keajaiban terhadap kesembuhan Nasrudin atas
traumanya itu.
Ketakutan
itu datang muncul tiba tiba di saat waktu belajar sehingga orang tuanya datang
ke sekolah untuk mengajaknya pulang. esok harinya dengan diantarkan ayahnya,
Nasrudin berangkat ke sekolah. Sampai di pintu gerbang sekolah tiba-tiba muncul
rasa takut itu sehingga tidak mau masuk ke sekolah. Kakinya berat untuk melangkah
tertahan sesuatu, walaupun sudah
berbagai cara dilakukan tetapi tetap Nasrudin tidak beranjak.
Seiring
berjalannya waktu dengan usaha dan keyakinan perlahan tapi pasti Nasrudin
mengalami perubahan yang signifikan, kurang lebih satu setengah tahun
ditempuhnya dengan rintangan dan kesabaran yang terus menerus. Nasrudin mulai
menemukan jati dirinya dengan semangat dan ketekunan dia mulai percaya diri
untuk dapat belajar dan belajar sejajar dengan teman teman sekelasnya, bahkan
karena ketekunan dan kesabarannya dia dapat melebihi kemampuan teman-temannya.
Rasa
syukur kedua orang tua dan keluarga atas karunia ini hilanglah rasa cape dan
lelah selama ini. Pperubahan Nasrudin yang semakin baik dan membanggakan
merupakan kanuria terindah. Sebagai rasa syukur orang tua Nasrudin kepada Allah
SWT, mereka memberikan seekor hewan qurban yaitu seekor sapi untuk diqurbankan
di sekolah dan diberikan kepada teman teman yang berhak menerimanya. Itulah
salah satu contoh pengalaman kehidupan di sekolah yang penuh dengan keunikan
dan kepastian perubahan mental seorang anak manusia dalam mencapai cita cita
dimasa depannya. Peran serta semua warga sekolah untuk kesembuhan Nasrudin
adalah perjuangan yang indah.
Kebahagian
seorang pendidik tatkala usahanya membuahkan hasil positif dan tidak
hitung-hitungan akan pamrih yang diharapkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT.
Pekerjaan
seberat apapun disekolah dengan didasari rasa cinta dan keikhlasan akan menjadi
ringan dan dapat terselesaikan tanpa harus menguras energi dan emosia yang
berlebih.
Semoga tulisan yang
sederhana ini menjadi introspeksi diri khususnya penulis dan umumnya pembaca
untuk senantiasa mengutamakan rasa cinta dan kasih sayang demi mencapai harapan
yang diinginkan.
“ Tak ada gading yang
tak retak, kesalahan dan kekurangsempurnaan milik penulis kesempurnaan dan
kesucian milik sang Khalik. “
#SMPN 231 Agustus 2018
3
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar