Kamis, 09 Agustus 2018

Cipta Kepala Sekolah SMPN 231

Tidak hanya siswa yang sibuk berliterasi di SMPN 231, namun guru bahkan Kepala SMPN 231 bapak H.Sujaelani ikut mencipta. Kali ini hasil ciptanya berupa tulisan tentang bagaimana bersyukur dalam menjalani tugas yang diembannya sebagai pemimpin tertinggi di SMPN 231.



CINTA DAN HARAPAN
                                                                                                
                                                         By. Bung Zae#231

Pagi yang sejuk dan segar mengiringi keberangkatanku menunaikan tugas dan kewajiban, meninggalkan keluarga yang dicintainya dengan penuh semangat dan optimisme ke tempat kerja ke SMP Negeri 231 Jakarta. Rutinitas pekerjaan yang diniatkan untuk ibadah menambah rasa cinta dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang menuntut pemikiran dan perhatian khusus.
Pertemuan yang indah di gerbang sekolah dengan senyum dan sapa mengembang kesetiap peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan memulai pekerjaan yang mulia menyambutnya sebagai pembiasaan rutin yang dilakukan. Sebenarnya jarak rumah ke sekolah tidak begitu jauh, bisa saja aku berangkat tidak terlalu pagi. Namun, hal itu tidak aku lakukan, walaupun rumahku dekat dengan sekolah tempatku bertugas, aku selalu berangkat pagi-pagi ketika matahari baru menyembul dari permukaan. Selain ingin merasakan sejuknya udara pagi, juga aku dapat lebih dahulu menyambut dan menyapa semua warga sekolah.
Waktu menunjukkan pukul 06.30 alunan musik yang merdu  memberi perhatian semua warga sekolah untk bergegas dengan tugas membimbing dan mengajar peserta didik, dengan diawali mengagungkan nama Tuhannya dengan membaca ayat ayat suci al Qur’an bagi setiap peserta didik yang muslim dan pendalaman al Kitab bagi peserta didik yang Kristen. Pembiasaan yang mulia yang terus menerus ditanamkan kepada peserta didik sambil memberikan bekal pemahaman dan merendahkan diri dimata sang penciptaNya.
            Penanaman karakter terhadap warga sekolah merupakan komitmen bersama untuk mewujudkan nilai nilai positif dalam berbagai bidang kehidupan antara lain  agar warga sekolah taat dalam beribadah membaca, menghafal dan mengamalkan syariat syariat agama yang dianutnya. Menanamkan rasa hormat dan kasih sayang  sesama teman, warga sekolah terlebih lagi terhadap keluarga dan orang tua yang dicintainya. Menumbuhkan semangat patriotisme terhadap negara yang kita cintai dan  kita banggakan sebagai wujud rasa cinta tanah air. Memahami semboyan sekolah belajar – belajar - belajar cerdas setiap hari di ucapkan dengan harapan akan terpatri dalam benak setiap peserta didik dengan banyak belajar akan terwujud cita cita dan harapan yang ingin dicapainya. Menghargai dan dapat mewujudkan  lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang  indah, nyaman dan menyenangkan.
Kesabaran, ketekunan dan keikhlasan terkadang dibutuhkan dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta didik, dengan berbagai watak dan karakter seorang pendidik harus pandai memposisikan dirinya unuk perkembangan  mental spritualnya.
Ada satu cerita tentang anak didikku disini sebut saja namanya Nasrudin, dia mengalami trauma sejak masuk kelas VII. Dia takut masuk kelas seolah-olah ada bayang bayang yang menakutkan. Orang tuanya sudah berupaya dengan berbagai cara untuk membujuk dan mendampinginya bahkan sampai konsultasi ke seorang psykiater agar terhindar dari rasa takut yang membayang bayanginya.
Teman sekelas Nasrudin, Guru, walikelas, guru BK bahkan terkadang kepala sekolah mengajak, membujuk, dan memberikan bimbingan yang tak kenal lelah terus menerus dengan sabar sambil berdoa agar ada keajaiban terhadap kesembuhan Nasrudin atas traumanya itu.
Ketakutan itu datang muncul tiba tiba di saat waktu belajar sehingga orang tuanya datang ke sekolah untuk mengajaknya pulang. esok harinya dengan diantarkan ayahnya, Nasrudin berangkat ke sekolah. Sampai di pintu gerbang sekolah tiba-tiba muncul rasa takut itu sehingga tidak mau masuk ke sekolah. Kakinya berat untuk melangkah tertahan  sesuatu, walaupun sudah berbagai cara dilakukan tetapi tetap Nasrudin tidak beranjak.
Seiring berjalannya waktu dengan usaha dan keyakinan perlahan tapi pasti Nasrudin mengalami perubahan yang signifikan, kurang lebih satu setengah tahun ditempuhnya dengan rintangan dan kesabaran yang terus menerus. Nasrudin mulai menemukan jati dirinya dengan semangat dan ketekunan dia mulai percaya diri untuk dapat belajar dan belajar sejajar dengan teman teman sekelasnya, bahkan karena ketekunan dan kesabarannya dia dapat melebihi kemampuan teman-temannya.
Rasa syukur kedua orang tua dan keluarga atas karunia ini hilanglah rasa cape dan lelah selama ini. Pperubahan Nasrudin yang semakin baik dan membanggakan merupakan kanuria terindah. Sebagai rasa syukur orang tua Nasrudin kepada Allah SWT, mereka memberikan seekor hewan qurban yaitu seekor sapi untuk diqurbankan di sekolah dan diberikan kepada teman teman yang berhak menerimanya. Itulah salah satu contoh pengalaman kehidupan di sekolah yang penuh dengan keunikan dan kepastian perubahan mental seorang anak manusia dalam mencapai cita cita dimasa depannya. Peran serta semua warga sekolah untuk kesembuhan Nasrudin adalah perjuangan yang indah.
Kebahagian seorang pendidik tatkala usahanya membuahkan hasil positif dan tidak hitung-hitungan akan pamrih yang diharapkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT.
Pekerjaan seberat apapun disekolah dengan didasari rasa cinta dan keikhlasan akan menjadi ringan dan dapat terselesaikan tanpa harus menguras energi dan emosia yang berlebih.
Semoga tulisan yang sederhana ini menjadi introspeksi diri khususnya penulis dan umumnya pembaca untuk senantiasa mengutamakan rasa cinta dan kasih sayang demi mencapai harapan yang diinginkan.
“ Tak ada gading yang tak retak, kesalahan dan kekurangsempurnaan milik penulis kesempurnaan dan kesucian milik sang Khalik. “


#SMPN 231 Agustus 2018

          

3
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Literasi Bulan Oktober

Literasi Dugas kali ini paparan Literasi di lapangan. Paparan Literasi diwakili empat orang siswa dari kelas 7 C dan 7 D, kelas 8 C, dan kel...