Senin, 20 Agustus 2018

LOMBA CIPTA DAN BACA PUISI

Dugas Cerdas ikut merayakan kemeriahan hari Kemerdekaan ke-73 RI dengan menggelar Lomba Cipta dan Baca Puisi. Hasil cipta puisi dari setiap peserta dibacakan pada saat lomba berlangsung.
berikut karya peserta lomba cipta dan baca puisi.

Tanah Airku
(Mawar kelas 8 H)

Bumi ini
Dialah yang memberi tempat hidup
dialah yang mencukupkan segala kebutuhan

Manusia tidak juga sadar
bahwa alam sudah mulai pudar
karena ulah manusia alam pun kena dampaknya


Gunung-gunung berubah menajdi tempat sampah
kemacetan hiasi hidup tanpa berkah
Alam benar-benar menderita
Karena ulah manusia tak tahu diri

Para manusia asyik nikmati hidup
Sedangkan para ikan mencari lautan untuk dihirup
teriakan rumput laut terdengar di dasar laut
merintih tak kuasa menahan rasa kalut

lautan berubah coklat kehitaman
tercemar limbah kemanusiaan
kematian pun datang tergesa-gesa

teknologi memanjakan manusia
tetapi turut hancurkan simfoni alam dunia
Semua terlibat dalampolusi ini
alam rusak hidup tak lagi nikmat


Alam Indahku

Rahmi Fuodah
Kelas VIII-A

Lingkunganku
Lingkungan sekolahku
Bersih nan indah
Pesona hijau menghampar

tugasku tugas semua
kubuang sampah pada tempatnya
kusiram tanaman setiap hari
kutanam bunga yang indah berwarna
kujaga kebersihannya
agar nyaman duduk dimanapun
kuhirup segar udara pagiku

nyaman di hati
teduh di jiwa
jadikan sekolahku semua dengan kesungguhan untuk menjaga








Literasi Dugas : Saatnya Unjuk Diri

KAMIS MANIS BER-LITERASI di DUGAS CERDAS
PAPARAN LITERASI BULAN AGUSTUS 2018

Siswa SMP Dugas terus berkarya dan mengembangkan diri. Waktunya paparan Literasi di depan teman-teman. Hari Kamis adalah hari unjuk diri dalam Literasi. Paparan literasi ini menumbuhkan percaya diri dan berbagi apa yangg bermanfaat dari bacaan yang dibaca. Bulan ini menampilkan para siswa yang memberikan laporan membaca buku yang nantinya dapat memberikan motivasi pada teman lainnya.
Poetri Shabrina Zasqia  kelas 8 B yang bercerita dalam bahasa Inggris yaitu tentang "Organization," kemampuan berbahasa Inggrisnya memang sudah bagus dan luar biasa berani.

,
Berani tampil did epan teman-teman,berbagi apa yang telah dibaca itu pasti seru.


 Literasi menumbuhkan kepercayaan diri
,m

                                      Semua mendengar semua terpukau dan semua merasakan sensasi bacaan


                                         Literasi itu SEHAT

Rahma Aulia yang suaranya ketika melantunkan ayat suci Al Quran merdu sekali. Kali ini Rahma memaparkan buku yang dibacanya yaitu "Be Calm, Be Strong, Be Grateful." Rahma begitu lugas dan berani menyampaikan apa yang terdapat dalam buku.


Jumat, 17 Agustus 2018

Puisi Kemerdekaan


Indonesiaku tercinta


ungkapan yang mudah terucap
sulit diungkap

perselisihan
antara rongga dan hati
pertengkaran
antara ingin dan tindak

Indonesiaku tercinta....
ungkapan kaya rasa
cinta
dan
dusta
sering mewarnai
dan mengelabui

Indonesiaku tercinta....
Di tanahmu aku berpijak
Ku ingin tetap di pangkuanmu...



                  Edimusif
                  29 Juli 2018
                  Ba'da Dzuhur







NKRI, Siapa dan Di mana Kita?

NKRI harga mati
Ungkapan yang kini mengangkasa di bumiku
Bumi yang dulu mengusir penjajah

Tapi....
Di mana sekarang kita patri kata itu kini
Adakah penjajah itu di antara kita anak negeri?
Atau....
Di antara kita ada yang mencoba menghadirkan penjajah baru kembali?

NKRI harga mati....
Jangan sampai menjalar di anak negeri
Curiga subur di bumi kita
Hanya karena keserakahan
ketamakan
Berbalut persatuan yang semu
Di hati para penghadir penjajah

Mari wahai anak negeri
Bersihkan hati nurani
Gelorakan semangat cinta negeri
Yang tulus dan suci
Demi NKRI yang abadi

              Renungan 73 thn HUT negeriku

Kemerdekaan dulu...
Bebas
Lepas
Lengang

Tak terikat
Tak terkukung
Tak terganjal

Berpikir dengan bebas
Berbicara tanpa batas
Bertindak tanpa takut

Kemerdekaan dulu...
Hati
Rasa
Pikiran
Tindakan terbebas
Mendobrak  terali penjajah

Kemerdekaan dulu...
Wujud syukur atas nikmatMu
Ya Allah
Tuk menjaga Indonesiaku


                                         edimusif
                                29 Juli 2018
                                    Ba'da Dzuhur

Guru Mencipta

CERITA NOSTALGIA DAN PETUALANGAN MASA SMP


MISTERI DANAU TUA


Oleh : Liza Febrienty

(Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMPN 231 Jakarta )

Sabtu Sore yang cerah di SMPN I Air Molek, siswa – siswa ramai melakukan kegiatan eskul, apalagi sebentar lagi akan ada lomba antarsekolah untuk memperingati hari Kemerdekaan RI. Setiap tahunnya untuk memperebutkan piala Bupati di kecamatan Pasir Penyu. Mereka latihan dengan semangat dan ceria.“ Banu...,aku sama Isna nunggu di sana yaah..” Lisapun berteriak kecil sambil menunjukkankan tangannya ke arah salah satu bawah pohon akasia yang tak jauh dari lapangan basket tempat Lisa dan Isna latihan dan eskul bola basket.“ Okeeee...., bentar lagi yaa...” ujar Banu dari lapangan sepak bola yang berada di sebelah lapangan basket tempat Lisa dan Isna latihan bola basket.Mereka sebenarnya bersahabat sejak kelas dua SMP dan mereka sebenarnya terdiri dari lima orang selain Lisa, Isna dan Banu masih ada dua orang lagi yaitu Neneng dan Robi , kebetulan Neneng hari itu tidak ikut eskul di sekolah karena masih sakit. Persahabatan mereka terus terjalin sampai mereka duduk dikelas tiga SMP, persahabatan mereka masih sama walaupun di antara mereka ada yang berbeda kelas. Mereka mempunyai hobi yang sama yaitu olahraga dan teater. Lisa, Isna dan Neneng sangat menyukai olahraga bola basket sedangkan Banu dan Robi lebih memilih olahraga futsal atau sepak bola, selain itu mereka berlima mengikuti salah satu sanggar Teater yang ada di luar sekolah yaitu “Sanggar Sangrila” yang berada terkenal di sekitar lingkungan mereka tingal.“ Lisa.., Isna.., mari sini...kita kumpul..!” teriak Banu dari kejauhan ditemani Robi menunjuk ke salah satu gawang sepak bola di lapangan itu.“Selesai juga tuh latihannya..” ujar Lisa kepada Isna yang sambil berdiri segera mendekat ke arah Banu .“ Sudah jam setengah lima.., besokkan hari Minggu kita kumpul dulu deh..nggak usah buru – buru pulang” ujar Robi sambil duduk di lapangan dekat gawang sepak bola sambil menikmati es lilin yang baru dibelinya.Mereka setuju untuk bersantai dulu duduk – duduk di lapangan dekat gawang tersebut, sementara teman – teman yang lain sudah mulai tak terlihat karena sudah pulang ke rumah masing – masing.“ Eeeh..., pernah dengar nggak kalau di sebelah lapangan sepak bola belakang sekolah ini ada sebuah danau.” Tiba – tiba Banu berbicara kepada ketiga sahabatnya itu dengan wajah penasaran .“ Ya..aku juga pernah mendengar dan pernah dapat cerita bahwa bila ada yang mendekat ke danau itu akan menghilang dan tidak bisa balik lagi..” ujar Lisa meyakinkan ketiga temannya.“ Apa kalian percaya cerita itu.., walau aku juga pernah mendengar..tapi..aku sendiri tidak percaya..” ujar Isna.“ Masak seeh.., kalau yang aku dengar danau itu dulunya bekas kolam renang peninggalan Belanda zaman dulu yang sudah tak terawat lagi”. Ujar Robi.“...Hmmm..bagaimana kalau kita bersama – sama melihat danau itu..,kan tidak jauh dari lapangan ini, hanya terhalang ilalang saja” Banupun meyakinkan teman – temannya untuk menurutinya.“ Biar kita tidak penasaran dengan cerita – cerita tersebut...!” Robipun mendukung ajakan Banu itu .“ Okee...siapa takut.., kitakan berempat..., biar tahu apa yang sebenarnya ada di danau itu.., “ ujar Lisa penuh semangat.“ Waduuh..., inikan sudah jam lima lewat...apa tidak lain kali aja..”. Seru Isna yang terlihat agak takut dengan ajakan teman – temannya itu.“ Nggak apa – apa kok Is.., sebentar ja..mau yaah”, Lisa meyakinkan Isna. Isnapun akhirnya mengangguk pasrah.Merekapun bersiap – siap untuk pergi mengunjungi danau yang dimaksud dengan berjalan beriringan. “ Kamu deh yang di depan Ban.” ujar Isna mendorong Banu yang ada di sebelahnya. Setelah berada disekitar danau yang dimaksud, danau tersebut memang tertutup ilalang yang lebat hingga tidak banyak orang yang tahu bila di balik ilalang yang lebat itu ada sebuah danau. “ Ayoo...kita masuk sama – sama menepis ilalang ini..” Seru banu mengajak teman – temannya untuk menyingkirkan ilalang sebagai pintu untuk mereka masuk. Dan merekapun bersama – sama menyibak ilalang yang sangat lebat itu dan akhirnya terlihatlah danau yang menjadi omongan orang tersebut.“ Wooow.., sungguh tidak disangka...indah dan tenang juga tempat ini.., “ jerit Lisa sambil sedikit kagum dengan pemandangan yang ada didepannya itu. Air danau yang jernih dan tenang, terdapat sebuah pohon beringin yang akarnya menjulang ke arah danau itu, pinggiran danau terdapat rumput – rumput hijau yang enak untuk bersantai, meski sekelilingnya ditanami pohon sawit dan ilalang yang lebat dan panjang namun angin sore yang bertiup sepoi- sepoi ditambah sepasang angsa berenang di danau itu terlihat tidak sedikitpun tempat itu menakutkan.“ Aku...kesana deh..ingin menyentuh air danau itu” seru Isna yang segera menuju pinggiran sungai untuk membasuh wajahnya. Sedangkan Banu dan Robi langsung berbaring di rumput pinggiran danau tersebut. Lisa sendiripun segera menuju salah salah satu akar pohon beringin yang menjulur di danau itu, seperti ayunan kecil Lisa duduk di akar itu sambil sesekali menceburkan kakinya di air danau tersebut.Tak terasa sudah hampir satu jam mereka berada di danau itu, mataharipun sudah mulai memerah menunjukkan waktu maghrib tiba. Tiba – tiba tanpa menggerakkan akar tersebut, Lisa merasa sepertinya akar tersebut berbunyi dan bergerak seolah – olah ada seseorang yang juga ikut naik ke akar tersebut dan duduk disebelahnya, Lisapun kaget dan memandang sekeliling pohon tersebut.“Tak ada siapa – siapa...tapi mengapa seperti ada yang duduk di sebelahku ya...” Lisapun berkata dalam hati sambil memegang tengkuknya yang terasa mulai merinding.“Iapun segera turun dari ayunan akar pohon tersebut “ Haii..teman – teman..kita pulang yuuk,,” teriak Lisa mengajak teman – temannya untuk segera meninggalkan tempat itu. ““ Eeh...lihat itu ...,air yang tenang itu bergelombang...seperti ada yang melemparkan sesuatu di danau itu.., siapa yang melempar yaa..?.” teriak Robi kaget.“Angsa itu tadi ada dua..., kini tinggal satu...,ada yang lihat nggak kemana angsa yang satunya...” ujar Isna yang mulai dihantui rasa takut.Mereka berempatpun mulai sedikit dilanda takut.” Ya sudah..ayoo kita pulang saja...seru Robi lagi”“ Yaah...mari kita pulang saja.., sudah mulai gelap juga..., jam enam.” seru Banu pada teman – temannya itu. Merekapun bersiap – siap hendak pulang meninggalkan danau itu. Namun tiba – tiba angin berhembus sangat kencang seolah – olah melarang mereka untuk meninggalkan tempat itu, dan berat kaki mereka meninggalkan tempat itu.“ Aduuh..., kalian merasa ada yang aneh nggak...” seru Lisa.“ Iya...sepertinya ada yang memperhatikan kita...tapi siapa yaah..” seru Robi yang turut merasakan hal yang aneh.“ Ayoo..cepat kita tinggalkan tempat ini.!” Isnapun mulai takut dan menarik tangan LisaMereka berdiri dan berlari kecil hendak keluar dari danau tersebut, namun saat sudah berada di depan pintu yang mereka buat tempat mereka masuk tadi, anginpun bertiup kencang kembali. Lisa merasa seperti dipaksa untuk menoleh kebelakang sebelum keluar dari danau itu, sementara di sebelahnya ada Isna yang memegang erat lengannya.“ Banu...ayoo cepat keluar dari sini..” suara Isna sudah ketakutan sambil mendorong Banu yang ada di depannya menyibakkan kembali ilalang tempat mereka masuk ke danau tadi.“Iya...sabar dong..., ayoo Rob..bantu aku.” seru Banu sambil menepis – nepis ilalang yang ada di depannya agar mereka segera cepat keluar dari danau itu.Ketika mereka hendak keluar dari danau itu, Lisa yang paling belakang ditemani Robi penasaran ingin melihat ke belakang ditempat pohon beringin yang ada di sekitar itu.sedangkan Banu dan Isna di depannya sudah akan keluar dari pintu yang mereka buat.“ Rob...aku merasa seperti ada yang melihat kita..” bisik Lisa kepada Robi yang ada di depannya.“iya...,aku juga sama seperti itu” ujar Robi setengah berbisik.Tak lama kemudian Lisa dan Robipun menoleh ke belakang tepatnya ke arah bawah pohon beringin yang ada ditepi danau itu.“Ayoo...lariii cepat...” teriak Lisa secepatnya mendorong teman – teman yang ada di depannya untuk segera lari meninggalkan tempat itu.“Cepaatt lariiii...” teriak Robi dengan kencangnya. Dan merekapun lari terbirit – birit meninggalkan tempat itu, terus berlari tanpa ada yang bertanya kepada Lisa dan Robi.Setelah mereka menjauh dari tempat itu dengan terengah – engah Banupun bertanya kepada Robi “ tadi kamu lihat apa Rob di sana...?”“ Besok aja aku ceritain...ayoo kita pulang..., tuh ada angkot,” ujar Robi menyetop angkot. Lisa dan Isna dan Banupun pun langsung menaiki angkot yang kebetulan cukup untuk mereka berempat namun hanya diam karena masih merasa ketakutan akibat peristiwa yang baru mereka alami tersebut.“ Kok pulangnya sore...habis lari – lari ya..., pada pucat begitu wajahnya Dik...” seru sopir angkot tersebut kepada Lisa. Lisapun hanya diam dan memaksa senyum kepada sopir angkot tersebut.Keesokan harinya tepatnya di hari Minggu Lisa dan ketiga temannya itu berjanji akan bertemu di rumah Isna, mereka berencana akan berkunjung ke rumah salah satu gurunya Pak Ali guru Olahraga di sekolah mereka yang pernah bercerita kepada mereka tentang danau tua itu .Pak Ali pernah bercerita bahwa ada sebuah danau tua di sekitar sekolah mereka tapi bagi yang mendatangi tempat tersebut akan menghilang dan tak bisa kembali dan mereka berniat ingin mengetahui cerita yang sebenarnya tentang danau itu ke guru mereka tersebut. Setiba di rumah Pak Ali . Mereka disambut Pak Ali dan istrinya. “ Bu..ini murid – muridku...,mari masuk..” ujar Pak Ali kepada istrinya dan keempat muridnya tersebut.“ Ada hal penting apa kalian main ke rumah Bapak..” ujar Pak Ali sambil mempersilahkan Lisa dan teman – temannya duduk di kursi ruang tamu rumah Pak Ali.“ Begini Pak.., Apakah Bapak tahu tentang cerita danau tua yang ada di belakang sekolah dekat lapangan futsal itu pak...” Ujar Banu.“ Ada apa...dengan danau itu, apakah kalian pernah kesana.? Pak Ali bertanya sambil heran memandang keempat muridnya tersebut.Lisa, Isna, Banu dan Robipun menceritakan peristiwa yag mereka alami kemarin di danau itu dengan Pak Ali.” Terakhir Lisa melihat sepintas ada sosok menggunakan gaun putih wajahnya tak begitu jelas ada di bawah pohon itu Pak...dan Robipun juga melihat hal yang sama...,kira – kira siapa itu Pak...Hiiii...” Banu menyudahi ceritanya sambil memegang tengkuknya yang serasa merinding.“ Berani sekali kalian mendekati danau tua itu,” ujar Pak Ali setengah tidak percaya bahwa murid – muridnya ini pernah mendekati danau tersebut. “ Tapi Bapak salut juga dengan keberanian kalian.” seru Pak Ali lagi.“ Maaf Pak, Kami hanya penasaran saja ingin tahu apakah cerita – cerita yang kami dengar tentang danau itu benar ada” seru Banu.“ Dahulu ketika zaman penjajahan Belanda, danau itu awalnya merupakan kolam renang milik Belanda, kolam renang itu memang sangat luas. Kebetulan kakek Bapak bekerja dengan orang Belanda itu sebagai Koki. Suatu hari ada peristiwa penembakan di sekitar kolam renang itu, hingga tanpa sengaja salah satu anak Belanda yang lebih kurang seusia kalian tertembak dan terbunuh di kolam itu. Namun tidak ada satupun yang memperdulikan anak tersebut. Sampai akhirnya penjajah Belanda tidak ada lagi di tempat itu, hingga sampai saat ini tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan anak itu.” Ujar Pak Ali bercerita dengan wajah serius.“ Apakah yang kami lihat kemarin adalah arwah atau bayangan anak Belanda itu Pak ?” Ujar Lisa penasaran bertanya ke Pak Ali.“ Bisa jadi..., mungkin ia tidak menginginkan kalian mengganggu tempatnya...atau mungkin ia mencoba berkomunikasi dengan kalian agar menjadi temannya. “ kata Pak Ali.” “ Karena pernah ada anak sekolah yang pernah mengunjungi tempat itu dan akhirnya hilang dan tak kembali, hanya tertinggal tasnya saja di sekitar danau tersebut. Anak itu adalah anakku sendiri..” Ujar pak Ali dengan raut wajah yang sedih. sudah 2 tahun sampai sekarang tak ada kabarnya setelah pencarian di sekitar danau itu”Lisa, Banu, Robi dan Isnapun sedikit terharu mendengar cerita Pak Ali tersebut.” Oh...maaf Pak, semoga Bapak sabar menghadapi cobaan itu ya Pak..” Ujar Lisa.” Maaf bukan maksud kami ingin membuka luka lama Bapak...” Apakah Bapak pernah mendatangi danau itu lagi setelah kejadian yang menimpa anak Bapak itu?.” Ujar Robi penasaran setelah mendengar cerita Pak Ali tadi.“ Yaah..saya berharap anak saya kembali.., tapi itu mustahil..., saya tidak ingin kalian mengalami hal yang sama seperti yang dialami anak Bapak.” ujar Pak Ali penuh khawatir.Setelah mendengar cerita tentang peristiwa danau itu Lisa dan teman – temannyapun sudah tidak pernah mengunjungi danau tersebut, jam empat pulang eskul mereka langsung pulang ke rumah masing – masing cerita yang diceritakan oleh Pak Ali itupun mereka tutupi, seolah – olah tidak pernah ada.




x

Kamis, 09 Agustus 2018

Cerpen karya Dedi


Idris Anak yang Jujur
Karya :DWA

          Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang. Siapakah gerangan anak itu? Ia adalah seorang penjual Koran, yang bernama Idris.
Menjelang pukul lima pagi, ia telah sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit. “Ambil berapa Idris?” tanya Om black. “Biasa saja.”jawab Idris. Om Blackl mengambil sejumlah koran  yang biasa dibawa Idris untuk langganannya. Setelah selesai, ia pun berangkat.
Ia mendatangi pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah pekerjaan Idris setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya. Semua itu dikerjakannya dengan hati gembira, ikhlas dan rasa penuh tanggung jawab.
Ketika Idris sedang mengendrai sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut adalah sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Idris jadi gemetaran. Ia merasa ketakutan karena akhir-akhir ini sering terjadi peledakan bom dimana-mana. Idris khawatir benda itu adalah bungkusan bom. Namun pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan tersebut.
Ia bertanya-tanyanya dalam hati. Idris segera membuka bungkusan dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya ia, karena di dalamnya terdapat kalung emas dan perhiasan lainnya. Wah apa ini tanyanya dalam hati. Milik siapa, ya? Idris membolak-balik cincin dan kalung yang ada di dalam kardus. Ia makin terperanjat lagi karena ada kartu kredit di dalamnya. Ohh kan milik Pak eka. Kasihan sekali Pak Eka , rupanya ia telah kecurian.
Apa yang diperkirakan Idris itu memamg benar. Rumah Pak Eka telah kemasukan maling tadi malam. Karena pencuri tersebut terburu-buru, bungkusan perhiasan yang telah dikumpulkannya terjatuh. Idris dengan segera memberitahukan Pak Eka. Ia menceritakan apa yang terjadi dan ia temukan. Betapa senangnya Pak Eka karena perhiasan milik istrinya telah kembali.Ia sangat bersyukur, perhiasan itu jatuh ke tangan orang yang jujur.
Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Eka memberikan modal kepada Idris untuk membuka kios di rumahnya. Kini Idris tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan koran. Ia cukup menunggu pembeli datang untuk berbelanja. Sedangkan untuk mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya, Idris digantikan oleh saudaranya yang kebetulan belum mempunyai pekerjaan. Itulah akhir dari sebuah kejujuran yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak.

Cipta Kepala Sekolah SMPN 231

Tidak hanya siswa yang sibuk berliterasi di SMPN 231, namun guru bahkan Kepala SMPN 231 bapak H.Sujaelani ikut mencipta. Kali ini hasil ciptanya berupa tulisan tentang bagaimana bersyukur dalam menjalani tugas yang diembannya sebagai pemimpin tertinggi di SMPN 231.



CINTA DAN HARAPAN
                                                                                                
                                                         By. Bung Zae#231

Pagi yang sejuk dan segar mengiringi keberangkatanku menunaikan tugas dan kewajiban, meninggalkan keluarga yang dicintainya dengan penuh semangat dan optimisme ke tempat kerja ke SMP Negeri 231 Jakarta. Rutinitas pekerjaan yang diniatkan untuk ibadah menambah rasa cinta dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang menuntut pemikiran dan perhatian khusus.
Pertemuan yang indah di gerbang sekolah dengan senyum dan sapa mengembang kesetiap peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan memulai pekerjaan yang mulia menyambutnya sebagai pembiasaan rutin yang dilakukan. Sebenarnya jarak rumah ke sekolah tidak begitu jauh, bisa saja aku berangkat tidak terlalu pagi. Namun, hal itu tidak aku lakukan, walaupun rumahku dekat dengan sekolah tempatku bertugas, aku selalu berangkat pagi-pagi ketika matahari baru menyembul dari permukaan. Selain ingin merasakan sejuknya udara pagi, juga aku dapat lebih dahulu menyambut dan menyapa semua warga sekolah.
Waktu menunjukkan pukul 06.30 alunan musik yang merdu  memberi perhatian semua warga sekolah untk bergegas dengan tugas membimbing dan mengajar peserta didik, dengan diawali mengagungkan nama Tuhannya dengan membaca ayat ayat suci al Qur’an bagi setiap peserta didik yang muslim dan pendalaman al Kitab bagi peserta didik yang Kristen. Pembiasaan yang mulia yang terus menerus ditanamkan kepada peserta didik sambil memberikan bekal pemahaman dan merendahkan diri dimata sang penciptaNya.
            Penanaman karakter terhadap warga sekolah merupakan komitmen bersama untuk mewujudkan nilai nilai positif dalam berbagai bidang kehidupan antara lain  agar warga sekolah taat dalam beribadah membaca, menghafal dan mengamalkan syariat syariat agama yang dianutnya. Menanamkan rasa hormat dan kasih sayang  sesama teman, warga sekolah terlebih lagi terhadap keluarga dan orang tua yang dicintainya. Menumbuhkan semangat patriotisme terhadap negara yang kita cintai dan  kita banggakan sebagai wujud rasa cinta tanah air. Memahami semboyan sekolah belajar – belajar - belajar cerdas setiap hari di ucapkan dengan harapan akan terpatri dalam benak setiap peserta didik dengan banyak belajar akan terwujud cita cita dan harapan yang ingin dicapainya. Menghargai dan dapat mewujudkan  lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang  indah, nyaman dan menyenangkan.
Kesabaran, ketekunan dan keikhlasan terkadang dibutuhkan dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta didik, dengan berbagai watak dan karakter seorang pendidik harus pandai memposisikan dirinya unuk perkembangan  mental spritualnya.
Ada satu cerita tentang anak didikku disini sebut saja namanya Nasrudin, dia mengalami trauma sejak masuk kelas VII. Dia takut masuk kelas seolah-olah ada bayang bayang yang menakutkan. Orang tuanya sudah berupaya dengan berbagai cara untuk membujuk dan mendampinginya bahkan sampai konsultasi ke seorang psykiater agar terhindar dari rasa takut yang membayang bayanginya.
Teman sekelas Nasrudin, Guru, walikelas, guru BK bahkan terkadang kepala sekolah mengajak, membujuk, dan memberikan bimbingan yang tak kenal lelah terus menerus dengan sabar sambil berdoa agar ada keajaiban terhadap kesembuhan Nasrudin atas traumanya itu.
Ketakutan itu datang muncul tiba tiba di saat waktu belajar sehingga orang tuanya datang ke sekolah untuk mengajaknya pulang. esok harinya dengan diantarkan ayahnya, Nasrudin berangkat ke sekolah. Sampai di pintu gerbang sekolah tiba-tiba muncul rasa takut itu sehingga tidak mau masuk ke sekolah. Kakinya berat untuk melangkah tertahan  sesuatu, walaupun sudah berbagai cara dilakukan tetapi tetap Nasrudin tidak beranjak.
Seiring berjalannya waktu dengan usaha dan keyakinan perlahan tapi pasti Nasrudin mengalami perubahan yang signifikan, kurang lebih satu setengah tahun ditempuhnya dengan rintangan dan kesabaran yang terus menerus. Nasrudin mulai menemukan jati dirinya dengan semangat dan ketekunan dia mulai percaya diri untuk dapat belajar dan belajar sejajar dengan teman teman sekelasnya, bahkan karena ketekunan dan kesabarannya dia dapat melebihi kemampuan teman-temannya.
Rasa syukur kedua orang tua dan keluarga atas karunia ini hilanglah rasa cape dan lelah selama ini. Pperubahan Nasrudin yang semakin baik dan membanggakan merupakan kanuria terindah. Sebagai rasa syukur orang tua Nasrudin kepada Allah SWT, mereka memberikan seekor hewan qurban yaitu seekor sapi untuk diqurbankan di sekolah dan diberikan kepada teman teman yang berhak menerimanya. Itulah salah satu contoh pengalaman kehidupan di sekolah yang penuh dengan keunikan dan kepastian perubahan mental seorang anak manusia dalam mencapai cita cita dimasa depannya. Peran serta semua warga sekolah untuk kesembuhan Nasrudin adalah perjuangan yang indah.
Kebahagian seorang pendidik tatkala usahanya membuahkan hasil positif dan tidak hitung-hitungan akan pamrih yang diharapkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT.
Pekerjaan seberat apapun disekolah dengan didasari rasa cinta dan keikhlasan akan menjadi ringan dan dapat terselesaikan tanpa harus menguras energi dan emosia yang berlebih.
Semoga tulisan yang sederhana ini menjadi introspeksi diri khususnya penulis dan umumnya pembaca untuk senantiasa mengutamakan rasa cinta dan kasih sayang demi mencapai harapan yang diinginkan.
“ Tak ada gading yang tak retak, kesalahan dan kekurangsempurnaan milik penulis kesempurnaan dan kesucian milik sang Khalik. “


#SMPN 231 Agustus 2018

          

3
 

PAPARAN LITERASI SISWA

Hari ini Kamis, 9 Agustus 2018 kegiatan literasi masih mendengarkan paparan siswa di depan kelas. Tujuan paparan ini adalah membentuk keberanian siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan saling berbagi atas apayag telah dibaca. Berikut ini foto-foto kegiatan paparan literasi siswa.

Esther  kelas 9 i memberikan laporan literasi buku yang dibacanya









Semakin banyak yang kamu baca semakin kamu tahu isi dunia.

Kamis, 02 Agustus 2018

Cerpen Bu Liza


ADA CINTA DI SEKOLAH (1996)

Oleh : Liza Febrienty
(Guru Bahasa SMPN 231 Jakarta)



Pagi hari di SMAN I Air Molek tahun 1996 sangat ramai dengan kegiatan hari pertama masuk sekolah, hari itu adalah hari yang sangat ditunggu – tunggu oleh Lisa salah satu siswi baru yang akan memulai menjadi salah satu siswi SMAN di sekolah pilihannya. Lisa sangat bersemangat untuk menjadi siswi SMA meskipun harus menerima selama 4 hari kegiatan pengenalan sekolah itu harus berkucir lima dengan tali rafia dengan papan nama didada yang terbuat dari potongan kardus yang bertuliskan “NAMAKU CECAK”.

“ Heey...Cecak...kemari...!” salah satu siswa senior yang terlibat dalam kegiatan pengenalan sekolah tersebut memanggil namanya.

“ Iya kak...saya datang !”
“ Untuk besok saya menyuruh kamu membawa 4 buah jeruk manis yang bertangkai lengkap dengan daunnya ok..., dan langsung diserahkan ke saya...Nia...sekretaris OSIS di sekolah ini....”.
“ Baik kak Nia..” ujar Lisa.
Di waktu yang sama, tak jauh dari tempat lisa, terdenganr juga seorang kakak kelas memanggil ” Heii...Komodo.., ayo kemari dekat saya..!”
Siswa yang bertuliskan NAMAKU KOMODOpun mendekat dengan suara panggilan itu..... entah apa yang dibicarakan tapi sekilas Lisa kagum dengan si KOMODO tersebut, berkulit putih, tinggi dengan rambut cepak, berhidung mancung dengan senyum yang menawan membuat Lisa jadi penasara dengan sosok cowok tampan tersebut.
Hari keempat pelaksanaan pengenalan sekolahpun tiba, dan hari itu adalah hari terakhir kegiatan pengenalan sekolah sekaligus kegiatan penutup,
“ Seluruh siswa siswi baru tidak diperkenankan pulang sampai jam 5 sore. Karena di sore hari akan ada kegiatan pemilihan peserta terbaik kegiatan pengenalan sekolah yang disebut Quen Mos dan King Mos. Di lapangan sekolah yang terpilih akan diberi hadiah mahkota yang terbuat dari daun dan berkalungkan rantaian permen dan coklat” teriak panitia melalui speaker sekolah.
“Lisa...., siapa nanti ya akan menjadi Quen Mos...,firasatku kamu deh...karena kamu ramah dan baik...” kata Noni salah satu siswi baru yang sekelas dengan Lisa. “
“Ah...semoga saja..., semoga jugaaa....” ujar Lisa. “
“ Iih...kamu berharap dengan si KOMODO ya...yang menjadi Kingnya...., bolehlah ngarep....wkwkwk!” “Tapi....siapa ya nama asli Si Komodo ganteng itu....” ujar Noni.
Lisapun tidak memperdulikan pertanyaan teman barunya itu...dan bersiap – siap untuk kegiatan di lapangan yang sebentar lagi akan di mulai.
“ Seluruh siswa dan siswi harap berkumpul di lapangan sekolah karena acara kegiatan penutupan Mos akan segera dilaksanakan...” Himbauan wakil kesiswaan melalui speker “.
Lisapun bersiap – siap menuju lapangn sekolah bersama teman – temannya,
“ Sudah jam 4 sore...ternyata..” ujar Lisa sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
“ Sore ini kita akan umumkan siapa peserta Mos terbaik, bagi yang namanya nanti dipanggil harap maju ke depan untk menerima hadiah....” Ujar salah satu kakak kelas yang terlibat dalam kepanitiaan itu dengan semangat.
Semua peserta mulai penasaran siapa pasangan yang akan terpilih nanti. Acara demi acara pun dilewatkan dengan baik dan gembira di lapangan tersebut hingga akhirnya pengumuman peserta terbaikpun akan diumumkan.
“ Baiklah...adik – adik semua, saatnya kita bacakan siapa yang menjadi Quen dan King Mos kita pada tahun ini....”.
“ Untuk Quen Mos tahun ini jatuh kepada teman kita......Cecak alias Lisaaa....”.
Lisapun dengan senang hati maju kedepan...”
“ Benerkaan...kata gue...lo Quennya...” Ujar Noni yang berdiri disamping Lisa sambil bertepuk tangan gembira. “
“ Dan untuk Kingnyaaa....jatuh kepada Si Komodooo alias Royandi....” Lisapun kaget sekaligus senang...karena merasa harapannya akan terwujud dapat berkenalan lebih lagi dengan si Komodo ganteng tersebut.”
“Selamat ya...sudah menjadi quen...” ujar si Komodo memberi salaman kepada Lisa. “ Iya...kamu juga...selamat sudah menjadi King juga...hehe...” Ujar Lisa.
Sejak saat itu Lisa diam – diam menaruh hati dengan cowok yang menjadi King Mos tersebut, ingin berkenalan lebih lanjut, belum ada nyali dan takut dibilang cewek agresif.Akhirnya Lisa hanya berani memandang cowok tersebut dari kejahuan tanpa berani mendekatinya, ketika jam istirahat maupun pulang sekolah .
“Huuuh...Si Komodo itu...sepertinya sangat cuek dan angkuh terhadap cewek” ujar Lisa dalam hati.
Seperti biasa Lisa berangkat ke sekolah pagi – pagi sekali bukan karena rajin ingin segera mengikuti pelajaran, tapi agar segera tiba di sekolah dan ingin memandang si Cowok ganteng alias Si Komodo memasuki gerbang dengan tas ransel disampingnya berjalan dengan gagahnya memasuki halaman sekolah menuju kelasnya yang tak jauh juga dengan kelas Lisa sendiri ya...Kelas X2 sedangkan Lisa duduk di kelas X4, sudah menjadi rutinitas Lisa setiap pagi berdiri dekat pintu kelasnya menikmati pemandangan yang menarik dan membahagiakan itu. Lisa tidak perduli apakah cowok itu mengetahui atau tidak ulahnya tersebut, yang penting baginya itu menarik dan menyenangkan hatinya.
“Lisaaa....,sudah menyelesaikan tugas dari Bu Rini belum.”Tiba – tiba sahabatnya Noni muncul tergesa – gesa memasuki kelas.
” Oh...sudah..kalau lo mau pinjem ambil tuh..di tas buku yang berwarna biru..” ujar Lisa sambil matanya tak luput dari pandangan halaman sekolah.
” Kamu lagi melihat apa siih...,”ujar Noni sambil matanya juga ikut memandang halaman sekolah.” “Ahh..ada deh...,rahasiaaa...hahaha” .
“ Tuuh kaan...kamu curang...pake rahasia- rahasiaan sama aku...” Nonipun cemberut. “
“ Nggak ada apa – apa kok...Cuma senang dan seru aja lihat anak – anak rame dilapangan sambil bercanda – canda”. “ Eh...katanya kemarin kamu mau curhat dan mita tolong ke aku tentang sesuatu..., jadiii...” ujar Lisa membujuk sahabatnya yang masih cemberut itu.”
“ Jadiii...tapi nggak sekarang...kapan – kapan ja deeh...” ujar Noni. “
“ Ok laah...kalo begituuu...” . sambil mengacungkan jempol ke Noni .Mereka pun masuk ke kelas karena pelajaran pertama akan dimulai.
Dua Minggu sudah Lisa menjadi siswa SMA di sekolah ini tapi belum ada juga tanda – tanda cara berkenalan dengan cowok yang menjadi idamannya itu, hingga suatu hari ketika Lisa sedang asik mengikuti pelajaran di kelasnya, Lisa melihat cowok tersebut melewati kelasnya hendak menuju kantin sekolah yang berada tepat di belakang kelasnya.
” Baru jam 9.40...istirahatkan jam 10.., mau kemana dia...” ujar Lisa dalam hati sambil memandang jam dipergelangan tangannya.
Kemudian cowok itupun kembali melewati kelasnya setelah lebih kurang 10 menit dikantin. Keesokan harinya juga demikian.
“ Iih...bodoh ah..tuh cowok “ ujar Lisa dalam hati.
Hingga di hari ketiga, ketika cowok itu lewat kembali di depan kelasnya tanpa sengaja Lisa memandang kearah cowok terebut dan begitu pula cowok itu memberi senyum kepada Lisa dan memberi kode agar Lisa juga ikut keluar kelas mengikutinya di kantin. Lisapun kaget bercampur senang.
“ Ada apa ya..dia memanggilku...apa dia tahu diam – diam aku memperhatikannya lalu dia marah...” Ah sudalah ikut ja..”.
”Non...Aku kebelet nih mo ke WC dulu...perutku mules..” bisikku kepada Noni yang sedang asik mengerjakan tugas Bahasa Indonesia yang baru diberikan bu Rini tadi.
”Hemm...udah sana..., izin ke Bu Rini” ujar Noni yang matanya masih serius menulis tugas tersebut.
Setelah izin dengan Bu Rini, Lisapun menuju kantin yang masih sepi dan mendekati cowok tersebut yang sedang asik mengunyah permen karet dikantin tersebut.
“ Haii..pa khabar.., kamu Lisa ya...anak X4, kalo nggak salah yang menjadi Quen Mos..” sambil mengulurkan tangannya” Saya Roy...tepatnya Royandi..”.
“ Mau apa kamu memanggilku ke sini..” Ujar Lisa yang sedikit merasa gugup menerima uluran tangan Roy.
” Inikan belum istirahat...kalo nggak ada yang penting saya mau cepat kekelas...” ujar Lisa salah tingkah.
“Maaf mengganggu...Cuma mau memastikan ja kok kamu Lisa anak kelas X4”...Ok...silahkan kembali kekelas Lis...”
Nggak penting tahu...” ujar Lisa sambil menahan senyum dan kembali kekelas.
Setelah kejadian itu Lisa dan Roypun selalu sering melempar senyum bila bertemu, khususnya ketika istirahat dan tanpa dikomondo selalu pulang sekolah bersama, berjalan melewati kebun sawit yang ada disekitar sekolah mereka walaupun tidak berdua tapi bersama teman – teman lainnya.
Suatu hari di sekolah yang masih sepi tepatnya di kelas X4, Noni mendekati Lisa.
“ Lisaaa...., nanti pulang sekolah ke rumahku yuuk...penting, ada yang mau aku bicarakan sama kamu..”
“Jangan...Aku ada acara keluarga di rumahku hari ini...jadi belum bisa kerumahmu...bagaimana kalau sambil pulang sekolah ja...kita mampir sebentar di warung bakso...Ok”kata Lisa.
“ Baiklah...sambil makan bakso pulang sekolah ja...” Nonipun setuju usulan Lisa tersebut. Sepulang sekolah Lisa dan Nonipun berjalan bersama menuju warung Bakso.
” Ada apa Non..., ada masalah apa...aku siap membantu kok...demi sahabatku yang cantik ini...” ujar Lisa sambil memeluk sahabatnya itu.
” Lisa..., kamu tahukan kalo aku suka dengan sesuatu aku harus bisa mendapatkannya...”.
” ya sudah...kali ini kamu mau beli apa...,toh orang tuamu mampu...”.
“ Bukan...bukan itu Lisa...”.
“ teruuss...maksudnyaa..”.
“ Lisa lo mau bantu aku nggak...aku sebenarnya lagi suka sama seseorang..., tapi nggak berani langsung menyatakan sukaku itu ke orang tersebut...” .
.“ Maksudnya...aku yang nyampein gituu..., emang suka ma siapaaa...kok kamu nggak pernah cerita siapa orangnya Non...” .
“iya...tapi kamu nggak nyampein langsung kok...tapi tolong sampaikan suratku ja..untuk dia...” ujar Noni.”
“Ok...baiklah aku bersedia sampaikan suratmu itu...tapi siapa dulu nih orangnya....”.
“ Dia anak X2 Lis...yang menjadi King Mos pasangan kamu dulu..,”.
“ Royaaandiii...!” kaget dan terbatuk – batuk lisa menyebut nama itu.
“ iya Lis...kamu maukan...besok sampaikan suratku itu...” ujar noni memohon dan memelas dengan Lisa.
” Baiklah Non...besok saya sampaikan suratmu itu ke Roy..., saya mau pulang dulu...maaf nggak bisa lama menemanimu di sini..aku permisi yaa...” ujar Lisa berlalu meninggalkan Noni yang masih asik dengan baksonya.
“ Ok...sampai besok Lis...”.
Keesokannya di sekolah, Lisa dan Noni berada dikelas mengikuti pelajaran seperti biasanya.
”gimana Non...jadi kamu mo kasih surat ke Roy” bisik Lisa.
” Iya...nih suratnya...istirahat kamu bagiin ya...udah nggak sabar nih..” balas Noni sambil tersenyum simpul.
Ketika istirahat tiba, Royandi sedang asik berkumpul bersama teman – teman cowoknya duduk di bangku – bangku bawah pohon yang tak jauh dari kelasnya.
“ Eh...Lisa mau ke sini tuh...cariin kamu tuh Roy” ujar salah satu temanya.
“ Ada apa Lis...tumben mau dekati kami...heheh” .
” maaf saya hanya mau sampaikan ini saja ke Roy..” Lisapun mengeluarkan surat bersampul warna pink ke Roy lalu pergi terburu – buru.
“ Gimana Lis...udah suratnya...” ujar noni sambil menarik tangan lisa.
” Udah Non...tenang ja...tinggal tunggu balasan.”
“ Lis...udah 3 hari suratku kok belum di balas yah..” Ujar Noni mulai tak sabar. “ nanti deeh..aku tanyaiin Non ke Roy ..”. Sepulang sekolah Lisapun menunggu Roy agar bisa pulang bareng dan menanyakan surat tersebut.
” Roy...gimana kemarin suratnya...” Lisa bertanya sambil berjalan.
“Lisa..gimana jawabannya kita duduk dulu yuuk di warteg itu..” ujar Roy sambil menarik tangan Lisa.
“ eeh...udah – udah...saya mau tahu jawabannya Roy...” kasihan temanku menungu lama jawaban darimu...” ujar lisa sambil melepaskan tangannya dari tangan Roy.
” Haa...Apa..surat dari teman...bukan dari kamu yah...” ujar Roy Kaget.
“ Roy...kamu jangan aneh – aneh..aku nggak sudi kalau kamu mainkan perasaan sahabatku itu...dia akan malu...”
“Maaf aku kira dari kamu Lis..dan aku nggak mau jawab lewat surat...suer...surat itu tidak aku baca dan sudah aku buang...”
“ah...bohong kamu Roy...kamu harus terima sahabatku itu..” Lisapun berlari kecil meninggalkan Roy...”
Ok...Lisa...aku terima kemauanmua itu..” teriak Roy..
Setelah itu, Roy dan Nonipun selalu kelihatan bersama, Lisapun sudah mulai menjauhui keduanya, seolah – olah tidak perduli lagi dengan Roy dan sahabatnya itu.
” Akhirnya...jadian juga mereka.., aku harus menjauh agar tidak salah paham nantinya.” Ujar Lisa dalam hati.
“ Lis...trims ya...sekarang aku sudah jadian loh...”sambil tertawa senang.
“Syukurlah Non...keinginanmu terwujud juga...met bahagia ya...”ujar Lisa tanpa senyum i wajahnya.Lisa berusaha melupakan Roy dari ingatannya, dia tidak ingin mengganggu kebahgiaan sahabatnya noni itu.. dan selalu menghindar dan menjauh dari noni dan Roy. Tapi waktu berkata lain., ketika kenaikkan kelas Lisa dan dan roy kembali dipertemukan kembali di kelas XI dengan satu kelas. Sejak kelas XI itu sudah jarang sekali Lisa melihat Roy dan Noni bersama. Begitupun Lisa biar satu kelas denga Roy, Lisa selalu berusaha menghindar dan menjauh dari Roy.bahkan belum pernah bertegur sapa, hingga suatu hari saat bel istirahat tiba dan teman – teman sudah berhamburan meninggalkan kelas, Lisa masih merapikan bukunya, tanpa ia sadari Roy mendekatinya
.” Lis...nggak istirahat” ujar Roy.
”Eh..ya rapiin buku dulu nih..., sori aku tinggal ya..” tanpa memandang Roy dan berdiri hendak pergi.
“ eeitt...tunggu dulu lis...” ujar Roy sambil secepatnya memegang dan menarik tangan kiri Lisa.
” Lepasin,..apaan seeh..mau perlu apa kamu..” ujar lisa kesal dengan tingkah Roy yang menarik tangannya.
” Lis...Aku sudah nggak bisa dan nggak lagi dengan temanmu Noni itu..”
“Terus...apa hubungannya denganku...” kaget namun dihati Lisa senang juga.
.” Aku kan hanya menuruti permintaanmu...dan sekarang sudah selesai...” ujar Roy kesal.
“ itukan kamu...bagaimana dengan Noni...belum tentukan..”
“ Aku nggak peduli Lis...cukup sudah aku menjalankankan hubungan yang terpaksa itu...sekarang aku sudah tidak mau lagi..”
“Sori.. aku nggak mau tahu dan ikut campur urusan kalian...” Nonipun berlalu meninggalkan Roy sendiri di kelas.
Apa yang diucapkan Roy tadi di sekolah selalu terngiang – ngiang di telinga Lisa.
“ Apakah benar ya...,yang diucapkan Roy tadi..., apa sebaiknya aku tanya Noni saja...” sejak tidak satu kelas lagi aku sudah jarang bertemu dan berbicara dengan Noni...,tapi ya sudalah besok aku mau tanya saja ke Noni” ujar Lisa berbicara dengan hatinya.
Di sekolah Lisa pergi menuju kelas Noni, biasanya temannya itu selalu datang pagi untuk mengerjakan tugas dari guru,
” Pagiii...Noni ada...?” Lisa bertanya kepada teman sekelas noni yang ada di kelas itu.
” Sudah ada seeh...tapi tidak di kelas..,“bilangnya seeh tadi,,ke perpustakaan mo minjam buku”
“ baiklah...biar saya susul saja ke sana...” Lisapun segera pergi menuju perpustakaan .
Diperpustakaan Lisa melihat Noni lagi duduk disalah satu kursi dengan sebuah buku Novel di tangannya.
“ Non...lagi pinjam buku apa...” ujar Lisa.
” Eh..kamu Lis...buku ini...,mau cari buku apa...tumben pagi – pagi ke perpus..”
“ iya...aku lagi cari buku kumpulan cerpen buat tugas Bahasa Indonesia”
“ mumpung kamu juga ada di sini bisa dong sekalian membantu...” ujar Lisa mencari alasan.
“ Non...boleh bertanya nggak...tapi jangan marah ya...”
“Hemm silahkan Lis...tanya apa...”
“Sejak kita pisah kelas...dan saya satu kelas dengan Roy..., kulihat kamu jarang bersama Roy...”
“ oooh itu..., masih pada sibuk ja Lis..semenjak ujian kenaikan kelas yang lalu...”
“ Oh begitu Non..”
“ Lis..., aku nggak ngerti dengan sikap Roy itu...,sejak kami bersama walaupun sering jalan dan bersama tapi sikapnya sangat dingin dan acuh.., seperti ada masalah yang ia sembunyikan dariku..,setiap aku tanya...dia hanya diam,dan sekarang juga seperti itu...belum ada sedikitpun dia bertanya kepadaku..,kesal juga seeh...”
“ya sudahlah...ayo...kembali ke kelas , bentar lagi bel, nih.. bukunya sudah ada...” ayoo” ujar Noni.
Setelah Lisa hendak kembali ke kelas,ia melihat si Roy sedang berdiri di depan pintu kelasnya sepertinya ia tahu bahwa Lisa baru saja bertemu Noni di perpustakaan.
“ Lisa..., jangan suruh aku lagi untuk terus jalan bareng dengan temanmu itu,Cukuup.” Sambil Roy menghalangi Lisa masuk kelas dengan meregangkan tangannya.
“ Duuh...terserah kamu ja..., aku juga tidak memaksa...,meski aku tahu Noni masih ingin bersama kamu, tapi kalau sikapmu terhadapnya seperti itu...aku mau ngomong apa..” Lisapun menepis tangan Roy dan masuk ke kelas karena pelajaran akan dimulai.
“ Lis..., pinjem catatanmu dong...tadi aku nggak konsen nyatat apa yang disampaikan Pk Ben tadi.., boleh....?” Roy yang tiba – tiba sudah duduk disebelahnya karena bangku sebelah Lisa memang kosong karena hari ini Yupi teman sebangkunya tidak masuk sekolah.
“ Lisapun memberikan buku catatan itu ke Roy tanpa suara.
“ Maaf ya atas yang tadi di depan pintu...” Si Roypun menyodorkan buku Lisa kembali dengan sebuah tulisan di buku itu.Lisa..., Maaf ya..,jangan marah dan kesal sama aku.., karena kalau kamu marah tak lagi kulihat matahari yang indah pagi ini seperti hilang dalam geerhana”
melihat tulisan itu, Lisapun menahan senyum.” Emmbeerr kamu, sastrawan picisan..”.
Sudah hampir dua bulan Lisa duduk di kelas XI, hubungannya dengan Roypun semakin membaik, Roy selalu saja membuat Lisa senang, mulai dari tingkahnya yang kocak dan menghibur bila dekat dengannya dan bahkan hampir setiap hari di sekolah si Roy memberikannya makanan, apakah itu coklat, permen, buah dan lain – lain. Jauh sekali dan berbanding terbalik sikap Roy yang pernah diceritakan Noni.
“ Ah...Noni...tidak bisa juga dipercaya omongannya..” ujar Lisa dalam hati.
Keesokan harinya di kelas Lisa,” Helooo teman – teman semua..., jangan lupa yah...malam minggu lusa aku UlTAH.., ku tunggu kehadiran kalian di rumahku...” teman sebangku Lisa berteriak – teriak sambil membagikan kartu ultahnya di kelas.
” Lis...nanti pulang sekolah temani aku ya...cari – cari gaun Ultah yang pas...” ujar Yupi sambil mencubit pinggang Lisa.
” Ouuw...Yupi...yang mau UlTAH jangan galak dong...” ujar Lisa sambil tertawa.
Saat pulang sekolah Lisa dan Yupi berjalan bersama melewati kebun sawit yang berada sekitar sekolah itu untuk menungu angkot karena memang jalan raya yang berada di depan sekolah Lisa ditanami kebun sawit, mereka akan berencana mencari gaun ULTAH Yupi yang dua hari lagi akan berulang tahun.
” Lis..., kemarin sewaktu aku membagikan undangan ke teman – teman..., aku mendengar sekilas dari teman – teman si Roy, bahwa si Roy akan memberi kamu kejutan tuuh,.., tapi aku kurang jelas seperti apa kejutannya.., jangan – jangaannn...?”
“Jangan – jangan apa Yupi.., biasa kalau dia selalu ngasih kejutan dengan omongan – omongan kocaknya...” ujar Lisa cuek tapi di hatinya penasaran juga.
” Karena aku lihat kamu sama Roy sangat cocok.., apa nggak sebaiknya saja kalian jadian gitu..., dan kulihat Roy juga sangat perhatian sama kamu...,Quen dan King..., klop looh..” Yupipun melirik Lisa penasaran .
” Dia sudah punya pacar pi..., kebetulan teman sekelasku dulu..., tahukan...”.
“ Aaah..itukan dulu Lis..., kulihat si Roy biasa saja sama Noni itu, bahkan aku pernah melihat di kantin sewaktu Noni lagi makan bakso berdua dengan Hendri kakak kelas kita yang jurusan Biologi itu, lalu Roy muncul untuk membeli minuman sehabis olahraga, mereka tidak ada tegur sapa..., seolah tidak mengenal dan cuek..., beda saat Roy bertemu kamu Lis...” ujar Yupi meyakinkan Lisa.
” Tuuh angkotnya.., ayooo.., nanti kita bicara lagi...” lisapun menarik cepat tangan Yupi untuk naik angkot tersebut. Namun mendengar cerita Yupi tadi, entah mengapa jantung Lisa terasa aneh, berdegup cepat dan entah perasaan apa yang ada di hati Lisa saat itu.
Hari Sabtu di sekolah Lisa merupakan kegiatan eskul dan OSIS mereka sangat sibuk karena akan menghadapi kegiatan perlombaan antar sekolah dalam rangka peringatan hari Kemerdekaan RI.
“ Haiii...jangan lupa nanti malam yaah...UlTAHKU mulai jam 7, banyak acara seru loh.., yang punya pasangan ada acara dansa juga...” Teriak Yupi di kelas saat istirahat.
” Lis...jangan telat yah ke rumahku.., Roy...kamu hadir yaa...jangan sampai nggak looh...” teriak yupi kembali.
“ Tenang Pii...Roy pasti datang...ehem..ehem...kalau Lisa datang, dia pasti hadir...iya nggak Roy..” ledek teman – teman Roy yang ada di kelas itu. Lisapun sedikit merasa canggung dan salah tingkah, entah perasaan apa yang sedang melanda hatinya saat itu.
” Duuh...kalian, jangan kait – kaitkan ke saya dong...apa hubungannya...” ujar Lisa sedikit malu tapi kesal juga. Sedangkan Roy hanya diam tidak memberi komentar sedikitpun tentang ledekan teman – temannya.
Rumah Yupi malam itu mulai kelihatan ramai di datangi para undangan yang akan merayakan hari ULTAHNYA, Yupi berdandan sangat cantik sekali dengan gaun ULTAHNYA , begitupun Lisa yang sudah hadir tak kalah anggunnya dengan memakai setelan kulot dengan rambut panjang sepinggang itu yang dibiarkan lepas dengan bando mutiara bak putri – putri dari negeri dongeng, sesekali terdengar tertawa bahagia dan lepas dari mereka bersama teman yang lainnya.
” Lis...tuh Roy datang” Yupi mencolek Lisa agar ikut melihat kedatangan Roy yang mendekati teman – teman lelaki lainnya, sambil sesekali matanya mencari seseorang ditengah keramaian itu. Lisapun ikut melihat kehadiran Roy, tanpa sengaja Roypun juga melihat Lisa, merekapun sambil melempar senyum.
” Tenang doong...” hati Lisa mulai berkecamuk.
“ Ciiiee..., “ yupipun menggoda Lisa yang saat itu wajahnya entah berwarna apa.
“ Apa siih Pi...biasa ja dong..” ujar Lisa pura – pura cuek akan ledekan temannya Yupi itu.Pesta UlTAH berjalan semakin meriah ,Namun Lisa dan Roypun belum kelihatan bersama, sepertinya mereka asik sendiri – sendiri bersama temannya masing – masing di acara itu.
“ acara berikutnya adalah mencari pasangan...caranya lampu akan dimatikan selama tujuh menit dan setelah lampu dinyalakan kalian harus berpasangan, bagi yang tidak mendapatkan pasangan akan mendapatkan hukuman yaitu menghabiskan masing – masing sepiring kue tart ini tanpa menggunakan tangan tapi langsung pakai mulut saja..” teriak MC yang memadu acara ULTAH Yupi tersebut.
“ Horeee....” tepuk tangan riuh para undangan tertawa senang mendengar acara yang disebutkan MC tersebut.
“ Satu...Dua...Tiiigaa matiii..” teriak MC memadu acara.
Tiba - tiba ada tangan yang menarik tangan Lisa di tengah kegelapan itu, namun tangan itu menariknya keluar dari ruangan gelap itu.
“ Eeh...siapa seeh...kenapa tangan saya diseret keluar” Lisappun sedikit kaget dan mencoba melepaskan tangan tersebut, namun mencoba mengikuti orang yang membawanya ke luar tersebut.
“ Huss...aku Roy..., Yuuk kita keluar saja”.
“ Kamu Roy..kenapa harus di luar seeh....”
“ Sudah..kita ke taman depan itu yook...” Roypun masih menggandeng tangan Lisa menuju sebuah taman yang berada di depan rumah Yupi tersebut dan merekapun duduk di sebuah kursi yang berada di taman itu.
“ Kamu bikin aku kaget tahu...” Ujar Lisa masih sedikit kesal.
“ Maaf Lis...hanya cara itu bisa membawamu kemari. “ Lis..., aku senang sekali malam ini, sebenarnya aku mau mengatakan sesuatu ke kamu...tapi takut kamu marah ke aku..” ujar Roy hati – hati takut Lisa tersinggung lagi.
“ kamu kenapa seeh kok aneh gitu..., ngomong aja kalo penting...” ujar Lisa mencoba menenangkan hatinya.
” Kamu jelek banget malam ini..., biasanya sedikit tomboy tapi sekarang mirip nenek – nenek yang ada di sanaa...” ujar Roy sambil menunjuk seorang nenek yang sedang berjualan nasi pecal di pinggir jalan yang tak jauh dari rumah Yupi.
” Apaa...Roy...kamuu..” Lisapun tak sengaja memukul Roy.
” Hahaha...., sorri..., ayuuu koook” ujar Roy lagi tertawa lepas berhasil meledek Lisa. Roy dan Lisapun tidak memperdulikan lagi acar ULTAH temannya itu mereka sudah terlarut bersama dengan tertawa canda di taman itu, seolah malam itu milik mereka.
Di saat semua terlarut dalam acara ULTAH Yupi, Lisa dan Roypun juga sedang asik tertawa bercanda di taman tanpa memperdulikan sekitarnya, ada sepasang mata atau seseorang yang melihat mereka dengan rasa dendam, benci dan marah.
” Rasain kamu nanti...aku akan buat perhitungan sama kamu” orang tersebut berkata dengan kesal dan marah. Tapi malampun semakin larut, waktu menunjukkan 23.00 wib,
“Lis..., sudah malam nih..., tuh anak – anak sudah mulai ada yang pulang..” Roypun berdiri disebelah kursi tersebut.
” Iya...aku juga mau pulang...,” ujar Lisa bersiap – siap.
“ Gimana kalau aku yang mengantarLis...,aku bawa motor tuuh..” Roy menawarkan mengantar Lisa pulang.
” Terima kasih Roy...nggak usah, tadi aku bilang ke orang tuaku pulangnya nanti akan diantar Yupi bersama orang tuanya.”
Lisa dan Roypun sambil berjalan menuju rumah Lisa untuk berpamitan dengan Yupi.
“Naah...dari mana kalian...punya acara sendiri nih...” ledek Yupi ke Lisa yang bersemu merah wajahnya.
” Nggk Pi...Cuma ngobrol ja dengan Roy di depan rumahmu kok..” sahut Lisa.
“ Ok..aku pulang dulu ya..., sudah malam...di jalan sudah sepii..., sampai ketemu hari Senin yaah..,” ujar Roy yang bersiap – siap menggunakan helmnya dan siap mengendarai motor kesayangannya itu. “ Ok...dah Roooy...” sapa Lisa dan Yupi.
Hari Senin di sekolah Lisa sangat bahagia, obrolannya dengan Roy saat di rumah Lisa itupun membuatnya semangat untuk segera cepat – cepat datang ke sekolah, akan ada saat – saat indah nanti dengan si Komodo itu. Namun ternyata hari itu Roy tidak masuk sekolah karena izin sakit, tapi belum ada yang tahu sakit apa Roy hingga nggak bisa masuk sekolah. Keesokannya di hari Selasa Roypun belum bisa masuk sekolah hingga dihari ketiga Roy tidak masuk sekolah barulah terdengar kabar bahwa Roy sedang berada di rumah sakit di ruang ICU sudah dua hari belum sadarkan diri. Lisa dan teman – temannyapun kaget.
“ Sabar ya Lis...khabarnya malam minggu sehabis pulang dari rumahku Roy kecelakaan...” ujarYupi sedih menyampaikan kabar itu. Lisapun hanya diam, tak mampu berkata – kata , hatinya sangat sedih.
“ Anak – anak...nanti jam sepuluh kita akan menjenguk Roy di rumah sakit..” seruan wali kelas mereka.Namun Lisa hanya diam.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit bersama teman – temannya dan wali kelas, Lisa hanya berdiam diri, tidak ada lagi senyum dan keceriaan diwajahnya seperti biasanya.
“ Kita doakan ya...agar Roy segera sadar dan pulih kembali” wali kelas berkata lirih kepada Lisa dan teman – temannya.
Sesampai di Rumah Sakit mereka melihat Roy berada di ruang ICU dalam keadaan tak sadarkan diri, air matapun tanpa sadar air matapun menetes di pipi Lisa.”
Lis...Kita doakan yaa” Ujar Yupi yang juga sedih dan mengeluarkan air mata.
“ Ada yang bernama Lisa...” terdengar seseorang memanggil namanya.
“ Ini Lisa kak...” ujar Yupi menggandeng Lisa yang masih hanya terdiam.
“ Saya kakaknya Roy..., Lisa..ayo ikut saya , ada yang ingin saya sampaikan ke kamu.. Yupipun menarik tangan Lisa mengikuti kakaknya Roy tersebut menuju suatu ruangan kosong.
“ Lisa..., apakah malam minggu yang lalu kamu bersama Roy...?” kakak Roy bertanya kepada Lisa. “ iyaaa kak...di ULTAHnya Yupi ini...” ujar lisa lirih.
” Lis...saya menemukan ini di saku jaketnya Roy ketika Roy mengalami kecelakaan itu...” Kakak Roy memberikan sepucuk surat yang mulai lusuh kepada Lisa.
” Bukalah...itu tulisan Roy buat kamu..” sambil menyodorkaan surat tersebut ke Lisa, dan Lisapun perlahan – lahan mulai membuka surat tersebut dan membacanya.
Hi Quen....
Kuharap kamu mampu membaca surat ini seperti kamu mampu membaca sikapku kepadamu selama ini, Kamu memang sangat jelek seperti cecak karena namamu cecakkan..., namun karena itulah aku selalu mengingatmu.., saat malam tiba ataupun dimana aku berada selalu melihat cecak, aku selalu ingat kepadamu...bahkan ketika aku makan bakso bersama sahabatmu Noni itu..tanpa sengaja ada juga cecak di meja itu..., hehehe...entah sejak kapan aku selalu memperhatikan cecak dan menjadi binatang kegemaranku..., melihatmu pertama kali bukan saat ketika kita berpasangan menjadi Quen dan King namun ketika kamu masih di SMP, saat grup teatermu kamu mengisi acara menjadi salah satu penari di acara ulang tahun PERTAMINA, saat itu aku hadir menjadi tamu menemani ayahku namun tak sempat berkenalan saat itu...karena kita masih SMP. Tiba – tiba kita bertemu kembali di satu sekolah, bukan kamu yang selalu memperhatikan aku saat di sekolah sebelum bel masuk berbunyi..., namun sebaliknya, akulah yang selalu memperhatikanmu tanpa kamu ketahui...,sulit rasanya hati ini untuk tidak mengenalmu...,akhirnya kucoba nekat ingin bertemu denganmu di kantin sebelum bel istirahat tiba ketika itu.Sampai akhirnya kamu mengenalkanku kepada sahabatmu yang sebenarnya sama sekali tidak pernah ada dipikiranku. Tapi entah mengapa aku menurut saja krena kupikir tidak akan menyakiti hatimu.Suatu malam aku melihat bintang jatuh, kata orang dengan melihat itu doa kita akan dikabulkan , dan akupun meminta agar kamu dapat mengerti perasannku dan kita bisa bersama. Hatiku bahagia Lis...saat tahu kita akhirnya bersama meski hanya dengan satu kelas.Lis...kuharap kau mengerti...dariku Roy..
“ Surat itu sebenarnya akan diberikan kepadamu Lis..di malam ULTAH Yupi..” entah kenapa saat sampai kecelakaan itu terjadi aku masih menemukan surat itu di jaketnya” ujar kakak Roy sedih. “ tapi kenapa belum diberikannya kepadamu..., dan ini satu lagi di dalam buku diary Roy selalu ada namamu.., hingga karikatur Quen dan Kingpun juga ada di dalamnya.Roy sangat memperhatikanmu Lis...” ujar kakaknya Roy menjelaskan dengan haru.
Lisapun semakin terisak tanpa bisa berkata apa – apa. Tak lama kemudian tiba – tiba seorang suster mamanggil kakaknya Roy.
” Mbak segera ke ruang ICU...”
Kakak Roy, Lisa dan Yupipun berjalan setengah berlari menuju depan pintu Ruangan ICU orang tua dan seluruh orang yang berada di sekitar ruangan ICU itu menanti dengan sangat cemas, terdiam dan mengeluarkan air mata saat memelihat beberapa Dokter mencoba menyadarkan ROY.
“ Innalilahi wainailahiRojiun...”Dokterpun menutup wajah Roy dengan kain putih,
tangisanpun meramaikan suasana yang mencekam di sekitar ruangan itu.
“Komodo...kamu jahat..” terdengar suara lirih Lisa sambil memegang surat yang tak sadar terlepas ditangannya.
Sejak kejadian itu Lisa menjadi anak yang sangat pendiam, kurang semangat dalam mengerjakan apapun termasuk belajar. Hingga nilainya jatuh. Tidak mau percaya dengan siapapun termasuk sahabat dan teman – teman dekatnya sendiri. Suka melamun.., dan ada eorang guru yang memperhatikan perubahan sikap Lisa itu. Mencoba mendekati Lisa, mencoba menjadi sahabat, teman, kakak dengan memberinya semangat, hingga membimbingnya belajar. Dan Lisa akhirnya bangkit kembali menjadi anak yang ceria.hingga ia sangat menyayangi gurunya tersebut.

Literasi Bulan Oktober

Literasi Dugas kali ini paparan Literasi di lapangan. Paparan Literasi diwakili empat orang siswa dari kelas 7 C dan 7 D, kelas 8 C, dan kel...